5 Tahap Menulis Artikel yang Baik
Gara-gara semakin populernya dunia blogging, banyak orang yang tertarik untuk membuat artikel.
Membuat artikel itu sepertinya gampang…
…tinggal ngetik.
Tapi jangan anggap remeh.
Membuat artikel yang menarik itu tidak mudah.
Apalagi untuk website!
Website beda dengan buku. Saat orang-orang browsing website, mereka biasanya tidak suka baca artikel yang terlalu panjang.
Inilah masalah terbesar dari pemilik website dan blog.
Sudah capek-capek bikin artikel…
Tidak ada yang baca sampai selesai…
Lalu tidak ada yang berkunjung ke websitenya…
Akhirnya artikel mereka gagal mendapatkan peringkat di Google. Meskipun sudah belajar yang namanya SEO.
Tapi jangan khawatir, ada solusinya.
Di dalam panduan ini saya akan mengajarkan anda bagaimana cara menulis artikel yang tidak membosankan bagi pengunjung website.
Mari kita mulai.
0. Lupakan SEO
Kalau anda baca di situs-situs lain, katanya supaya website kita banyak yang baca, maka artikelnya harus dioptimasi untuk mesin pencari atau SEO.
Istilahnya “artikel SEO-friendly”.
Sayangnya, konsep ini sudah ketinggalan jaman.
Yang terjadi justru sebaliknya.
Mereka yang mengaplikasikan teknik SEO (jadul) justru gagal, dan mereka yang melupakan SEO ketika menulis artikel justru mendapatkan peringkat tinggi.
Gila kan?
Ini karena mereka yang fokus dengan SEO secara tidak sadar malah membuat artikel untuk mesin.
Artikel yang tidak menarik dibaca oleh manusia.
Oleh karena itu, dalam panduan ini saya mengajak anda untuk melupakan SEO-friendly dan fokus ke “human-friendly”.
Dulu, yang kita anggap sebagai artikel SEO adalah yang seperti ini:
- Memiliki keyword density sekian persen
- Panjang minimal 300/500 kata
- Bold, underline, italic di setiap keyword
- Keyword di judul, paragraf pertama, paragraf terakhir
- Keyword di meta description
- Menggunakan subheader (h2-h6) yang berisi keyword
Tapi sekarang…lupakan semua aturan tadi.
Ini alasannya:
Google menggunakan perilaku manusia untuk menentukan peringkat di hasil pencarian
Bingung?
Maksud saya begini…
…ketika kita (manusia) membaca artikel, kita tahu jelas bedanya antara yang bagus dan jelek.
Artikel yang bagus biasanya dibaca dalam waktu lama, sering direkomendasikan kepada orang lain, dan pembaca tidak perlu mencari artikel yang lain lagi.
Google bisa menerjemahkan perilaku ini menjadi data.
Data perilaku inilah yang digunakan untuk menentukan peringkat.
Makanya saya bilang Google menggunakan perilaku manusia.
Sudah dapat maksudnya?
Ini gambarnya supaya agak lebih jelas lagi:
Mari kita balik lagi ke 6 aturan jadul di atas…
Anggaplah anda menulis buku.
Buku fisik, bukan website.
Apakah menggunakan banyak bold, italic, underline, dan keyword density tertentu bisa membuat buku anda jadi lebih menarik?
Mestinya tidak berpengaruh.
Emangnya iya kalau kita nulis kata ABC sekian kali lalu artikelnya tiba-tiba jadi lebih menarik?
Nggak logis…
Justru kalau menggunakan suatu kata secara berlebihan malah akan membuat manusia yang membaca artikel anda jadi lebih terganggu.
Akibatnya, mereka tidak jadi baca.
Nah, karena kita sudah tahu bahwa artikel di website SAMA dengan artikel di buku (sama-sama dinilai oleh manusia) maka caranya mesti sama.
Anda harus melupakan teknik SEO jadul dan fokus kepada manusia.
Itulah artikel yang akan bisa jadi viral, dibaca banyak orang, dan mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari.
Inilah caranya.
1. Pelajari karakter calon pembaca
2. Pancing pembaca dengan judul yang menarik
3. Artikel anda tidak akan dibaca kata-per-kata, lakukan ini untuk mengakali
4. Ikuti format berikut agar tulisan anda terbaca
Saya sering nemu artikel seperti ini:
Topiknya menarik.
Tapi tulisannya SUSAH dibaca.
Akhirnya meskipun sepertinya menarik tapi jadi susah dibaca.
Coba deh, apa perasaan anda kalau anda harus membaca artikel yang:
- Hurufnya terlalu kecil
- Jarak antar barisnya kecil
- Menggunakan jenis font yang sulit dibaca
Sebagus apapun isi artikelnya, percuma kalau tidak terbaca.
Saya sering dengar orang-orang berusia 40+ yang mengeluh ketika membaca artikel di depan komputer, katanya terlalu kecil dan sulit dibaca.
Jangan menyiksa mereka.
Gunakan font dan ukuran yang mudah untuk dibaca.
Font-font seperti Arial, Helvetica, Open Sans, Roboto, Georgia, merupakan font yang umum dipakai di website, gunakan font seperti ini daripada yang tidak umum.
Kalau bingung, lebih baik tidak usah gunakan font khusus.
Lebih jelasnya:
- Gunakan font yang mudah dibaca atau tidak usah gunakan font khusus kalau anda bingung
- Ukuran antara 14-22px
- Lebar horizontal antara 480-720px
- Line-height antara 1.5-2em
- Margin di bawah paragraf antara 1.5-2em
Itu secara tulisan…
…masih ada lagi.
Ini beberapa cara yang bisa anda lakukan supaya artikel anda jadi lebih mudah dibaca:
- Gunakan banyak gambar
- Gunakan subheader supaya artikel panjang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
- Gunakan list (seperti ini)
5. Tingkatkan kualitas dan bobot isi artikel anda
Akhirnya, kita masuk ke inti utama dari artikel ini.
Bobot dan kualitas adalah faktor utama penentu bagus-tidaknya artikel anda.
Semakin berbobot artikel anda, maka pembaca semakin puas.
Masuk akal kan?
Enak mana baca 1 artikel dapat informasi yang lengkap atau baca 10 artikel yang isinya sepotong-sepotong dan bikin bingung?
Enak yang pertama.
Untuk membuat artikel berbobot yang bisa memuaskan pembaca anda harus melakukan riset.
Tapi masalahnya ini:
Artikel yang berbobot hanya bisa dibuat oleh penulis yang paham betul mengenai topiknya.
Anda tidak akan bisa menciptakan artikel yang berbobot tanpa mengerti apa yang dibahas dan hanya bermodal contek sana contek sini.
Solusinya mudah…
Kalau anda bukan seorang ahli dalam topik artikel yang akan anda buat, perbanyak waktu untuk membaca artikel-artikel lain yang sejenis.
Kemudian gunakan metode KTP untuk membuat konten berkualitas.
Tahap riset ini sering dilewatkan oleh blogger.
Oleh karena itu, sayangnya, di Indonesia masih banyak artikel-artikel yang tidak berbobot.
Salah satunya contoh berikut:
Artikel ini saya temukan di Google, topiknya adalah “cara meningkatkan produktivitas“.
Coba perhatikan inti dari artikel tersebut:
- Pengertian produktivitas
- Pentingnya produktivitas
- Bangun lebih pagi
- Miliki tujuan
- Belajar dari orang lain
- Hindari merasa kewalahan
- Ambil waktu beristirahat
- Berdoa sebelum bekerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar