Dampak World War 3 bagi Indonesia
Perang dunia III adalah konflik yang merupakan lanjutan dari Perang Dunia II. konflik ini akan berskala global, dengan spekulasi yang umum bahwa akan mungkin terjadi perang nuklir yang ditandai dengan munculnya senjata biologi dan kimia. Perang ini melibatkan seluruh dunia termasuk Indonesia, aoa saja dampak yang terjadi?
Salah satunya adalah kenaikan harga BBM
dilansir dari detikcom - Tak sampai sehari setelah tewasnya Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang memperparah ketegangan antara AS-Iran, harga minyak dunia naik. Harga minyak brent melonjak 3,6% ke level US$ 68,60 per barel pada Jumat (3/1) kemarin. Minyak berjangka AS juga naik 3,1% ke US$ 63,05 per barel. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir dan harga tertinggi sejak September 2019.
Lantas, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, jika perang dunia ketiga meletus karena peristiwa tersebut, perekonomian Indonesia terancam. Melihat proyeksi ekonomi dalam APBN 2020, harga minyak diprediksi US$ 63 per barel. Tentunya, harga minyak yang sudah melampaui prediksi APBN 2020 ini bisa meningkatkan harga bahan bakar minyak (bbm), terutama non subsidi.
"Dampak ketegangan AS dan Iran paling cepat dirasakan ke harga minyak mentah dunia yg meroket lebih dari 4% dan berimbas pada beban subsidi bbm dan tarif listrik yang bengkak di awal 2020. Di sisi lain, harga bbm non subsidi jenis Pertamax, Pertalite maupun Dex pun berisiko mengalami penyesuaian," kata Bhima kepada detikcom, Minggu (5/1/2020).
Lantas, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, jika perang dunia ketiga meletus karena peristiwa tersebut, perekonomian Indonesia terancam. Melihat proyeksi ekonomi dalam APBN 2020, harga minyak diprediksi US$ 63 per barel. Tentunya, harga minyak yang sudah melampaui prediksi APBN 2020 ini bisa meningkatkan harga bahan bakar minyak (bbm), terutama non subsidi.
"Dampak ketegangan AS dan Iran paling cepat dirasakan ke harga minyak mentah dunia yg meroket lebih dari 4% dan berimbas pada beban subsidi bbm dan tarif listrik yang bengkak di awal 2020. Di sisi lain, harga bbm non subsidi jenis Pertamax, Pertalite maupun Dex pun berisiko mengalami penyesuaian," kata Bhima kepada detikcom, Minggu (5/1/2020).
Apakah perang ini bakal jadi perang yang akan melibatkan Indonesia?
Menurut pakar, perang ini kemungkinan (baru kemungkinan lho ya) nggak akan jadi perang all out yang melibatkan seluruh dunia. Indonesia juga tidak punya kepentingan untuk membela AS atau Iran.
Apalagi Menteri Pertahanan kita Prabowo Subianto baru saja menunjukkan persahabatannya dengan China. Mana mau AS temenan sama negara yang bilang “sahabat” ke musuh mereka.
Membela Iran adalah hal yang lebih mustahil buat Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penganut Islam Syiah, fakta ini sudah bikin banyak orang Indonesia kepanasan.
Lagian, ngapain juga kita ikut-ikutan perang yang dimulai sama Amerika. Dapet untung nggak, mati sih iya.
Indonesia sebenarnya tetap akan ikut perang. Tapi bukan perang yang onoh. Perang Dunia III versi Indonesia adalah perang melawan oligarki, perampasan sumber daya alam, deforestasi, ketimpangan ekonomi, serta krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Kalau kita nggak segera memerangi itu semua, dampaknya lebih seram ketimbang Perang Dunia III. Kita bukan akan berperang melawan negara lain, tapi melawan teman dan saudara kita sendiri.
Lha, habis, kalau kita nggak memerangi daftar itu semua, bencana alam akan datang silih berganti menimbulkan kelangkaan sehingga kita satu sama lain akan berebut air, tanah, makanan, yang berakhir dengan gesekan kelas dan endingnya, kita akan bunuh-bunuhan. (sumber; https://mojok.co/nil/ulasan/pojokan/kemungkinan-indonesia-ikut-perang-dunia-iii-setelah-konflik-iran-as-memanas/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar